Senin, 24 Oktober 2016

LAYANAN TELEMATIKA

LAYANAN TELEMATIKA



peranan jaringan komputer yang berkaitan dengan bagian telekomunikasi pada layanan telematika

Istilah telematika merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media, dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan digital atau the net.
Perkembangan jaringan komputer pada saat ini sangat berkembang pesat terutama sebagai sarana yang digunakan dalam proses telematika, Semakin besarnya keinginan masyarakat global untuk mendapatkan informasi secara cepat dan bagaimana memudahkan aktifitas mereka sehari-hari. Contohnya penggunaan komputer yang menggunakan internet dahulu dengan basis dial-up, sekarang berkembang dengan basis DSL, dalam hal kecepatan koneksi sangat jauh berbeda, dikarenakan internet menggunakan DSL mendapat prioritas lebih utama ketimbang dengan basis dial-up.
Penggunaan handphone saat ini tidak lagi hanya terbatas pada melakukan telepon, ataupun pengiriman pesan singkat, dengan berkembang pesatnya teknologi handphone saat ini, para provider jaringan telepon juga turut mengembangkan koneksi yang lebih cepat, sehinnga pengguna provider dapat melakukan proses telematika lebih cepat dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan.


aplikasi-aplikasi yang munucul dengan semakin luasnya jangkauan telekomunikasi dan semakin banyaknya perangkat telekomunikasi

1.   E-GOVERNMENT
E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.
Tim tersebut memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja.
E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional, bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya. Berikut beberapa contoh aplikasi e-government:
  • Aplikasi RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga). Aplikasi ini dibuat 2 versi offline dan online oleh Kementerian Keuangan RI melalui Ditjen Anggaran, Aplikasi ini digunakan oleh semua Kementerian Negara dan Lembaga di seluruh wilayah RI untuk menyusun rencana kerja dan anggaran sebagaimana biasa dikenal dalam dunia pemerintahan yaitu DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).
  • Aplikasi MANTRA (MANajemen integrasi dan perTukaRAn data). Aplikasi yang dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI melalui Direktorat e-Government ini bermanfaat untuk menjembatani pertukaran data antar instansi pemerintah meskipun berbeda Database, Aplikasi maupun Sistem Operasinya. Aplikasi MANTRA dapat difungsikan sebagai GSB (Government Service Bus) dan Web-API (Application Programming Interface).
  • Aplikasi ASIK (Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian). Aplikasi ini dibuat oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.
  • Aplikasi e-Monitoring. Aplikasi ini dibuat dibuat 2 versi offline dan online oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI melalui Biro Perencanaan dan KLN. Aplikasi ini digunakan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian PUPR di seluruh Indonesia untuk berbagai hal seperti penyusunan rencana keuangan, fisik dan tenaga kerja, memasukkan realisasinya, memantau progres pelaksanaan kegiatan, dan dapat dijadikan bahan evaluasi atas dasar rencana dan realisasinya serta bisa digunakan juga untuk bahan pelaporan kinerja ke pimpinan (apabila diperlukan).
  • Aplikasi SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik). SPSE merupakan aplikasi e-procurement yang dikembangkan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk digunakan oleh LPSE di seluruh K/L/D/I. Aplikasi ini dikembangkan dengan semangat efisiensi nasional sehingga tidak memerlukan biaya lisensi, baik lisensi SPSE itu sendiri maupun perangkat lunak pendukungnya.

2.   E-commerce
Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.
Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (software), perbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine - Anjungan Tunai Mandiri), bahkan membeli pulsa.
Contoh aplikasi penerapan e-commerce yaitu alibaba, amazon, ebay, habbatsonline, louisvuittonreplicabag, kaskus, shoop, yes24, bhinneka, qoo10 indonesia, himax, blibli, cipikastore, lamido, bukalapak, tokopedia, olx, rakuten belanja online, dinomarket, gojek, grab, tiki, jne, dan lain-lain.

3.   E-learning
Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.
Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat dilakukan.
Peranan web kampus atau sekolah termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Hampir seluruh kampus di Indonesia, dan beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana internet yang dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang menyediakan modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di dunia internet.

4.  Bentuk telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada e-medicine, elaboratory, e- technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.


contoh proses yang berkaitan dengan arsitektur client-server dan arsitektur peer-to-peer pada layanan telematika

Jaringan komputer memang memiliki banyak macam. Macam-macam jaringan tersebut dapat ditentukan berdasarkan skalanya, topologinya, fungsinya atau berdasarkan pada media transmisi datanya. Menurut fungsinya, jaringan komputer terbagi menjadi dua macam. Yaitu jaringan Client-Server dan Peer to Peer. Hal ini diimplementasikan pula pada layanan telematika seperti pada contoh aplikasi-aplikasi yang dibahas sebelumnya sebagai perkembangan dengan semakin luasnya jangkauan telekomunikasi dan semakin banyaknya perangkat telekomunikasi.

1.   Client-Server
Jaringan Client-Server memiliki dua komponen utama. Yaitu Client dan Server. Sesuai namanya, Server atau penyedia layanan adalah komputer yang memberikan layanan untuk komputer klien. Layanan itu bisa berupa data, akses atau bahkan multi service seperti file server, mail server atau web server.
Sementara Client atau Workstation adalah komputer yang menerima layanan/ fasilitas yang disediakan oleh komputer server. Jadi, intinya, jaringan Client-Server adalah jaringan di mana di dalam jaringan tersebut ada satu komputer yang sudah didedikasikan untuk menjadi server (Dedicated-Server), dan komputer yang lainnya bertindak sebagai klien.

2.   Peer to Peer
Kalau dalam jaringan Client-Server ada satu komputer yang bertugas sebagai server, maka dalam jaringan Peer to Peer semua komputer dapat bertindak sebagai server.
Dalam jaringan Peer to Peer, semua komputer memiliki hak akses yang sama. Setiap komputer yang terhubung dapat saling berbagi sumber daya tanpa harus dikendalikan oleh satu komputer. Jadi, intinya, jaringan Peer to Peer adalah jaringan di mana semua komputer dapat bertindak sebagai server ataupun client.

3.   Kelebihan dan Kekurangan masing-masing jaringan

a. Kelebihan Jaringan Client-Server
  • Karena hanya ada satu administrator yang mengatur sistem dalam jaringan, maka sudah dapat dipastikan kalau keamanan dan administrasi dalam jaringan client-server lebih baik.
  • Server tidak terbebani sebagai workstation sehingga memiliki kecepatan akses yang lebih tinggi.
  • Semua data dapat di-back up karena kontrol terpusat dilakukan oleh server.

b. Kekurangan Jaringan Client-Server
  • Biaya operasional yang mahal.
  • Komputer yang akan dijadikan server haruslah komputer yang memiliki spesifikasi tinggi.
  • Karena yang mengatur hubungan antara server dan workstation adalah server, maka apabila server mengalami gangguan, seluruh jaringan akan terganggu.

c. Kelebihan Jaringan Peer to Peer
  • Biaya operasional yang lebih murah dikarenakan tidak memerlukan server yang harus memiliki spesifikasi tinggi.
  • Tidak membutuhkan administrator yang profesional.
  • Karena setiap komputer dalam jaringan memiliki hak akses dan kedudukan yang sama serta tidak bergantung pada server, maka apabila ada salah satu komputer yang mengalami gangguan, jaringan juga tidak akan terganggu.

d. Kekurangan Jaringan Peer to Peer
  • Karena jaringan Peer to Peer tidak tergantung pada server, maka sistem keamanan ditentukan sendiri oleh masing-masing user. Dan setiap user pastinya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja menjadikan jaringan Peer to Peer rentan terhadap serangan dari pihak luar.
  • Masing-masing komputer dalam jaringan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Dan apabila terjadi troubleshooting akan rumit dikarenakan pengaturan, konfigurasi dan penanganannya juga berbeda-beda.
  • Kemampuan kerja yang lebih rendah dari jaringan Client-Server.





Ref:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar