Kamis, 19 April 2018

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI 2.3

KOMPONEN INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUKTUR LIBRARY (ITIL)



A.    Service Support
Service support membahas tentang proses dan komponen dalam operasional IT sehari-hari, seperti Incident Management, Problem Management, Change Management, Configuration Management dan Release Management. Pada dasarnya service support menjelaskan proses Support dari IT dan bagaimana cara menangani suatu incident sebelum akhirnya masuk ke dalam problem management. komponen dari proses pada IT service management mempunyai peran masing-masing yaitu:
1. Service desk sebagai single point of contact
2. Release Management dalam melakukan testing suatu teknologi baru sebelum diimplementasi
3. Build knowledge based untuk membantu mempercepat penyelesaian suatu incident

B.     Service Delivery
Komponen-komponen dari Service Delivery adalah Financial Management for IT Services, Availability Management, Capacitiy Management, IT Service Continuity Management, Service Level Management. Service Delivery ini merupakan tactical proses artinya untuk mendukung bisnis dari sisi IT Service Management dalam jangka panjang bukan untuk operasional yang dilakukan setiap hari. Contohnya dalam bagian IT Service Continuity Management, misalnya dilakukannya service level agreement (SLA), melakukan Risk Management berfungsi untuk mengetahui dan dapat mengidentifikasi bentuk resiko, menentukan tingkat resiko yang akan terjadi, untuk mengetahui asset mana saja yang mempunyai resiko, dan sebagainya. ITIL memberikan dasar dan konsep IT sebagai bagian dari service ke customer atau user, bagaimana proses yang baik antara satu entity dengan entity lainnya. ITIL meliputi service support, service delivery, rencana pengembangan service management, ICT infrastructure management, application management, business perspective, security management, dan software asset management. Service support dan service delivery merupakan area utama, yang disebut juga IT Service Management (ITSM). Secara bersama-sama, dua area ini mengandung beberapa disiplin yang bertanggung jawab untuk penentuan dan manajemen pelayanan Teknologi Informasi (TI) yang efektif.

Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:

1. Service Strategy
Dalam ITIL, “bikin data center sendiri” disebut new service, karena dari kalimat tersebut service data center sebelumnya belum ada (atau masih shared sama company lain)
Service Strategy membahas bagaimana caranya new service ini punya value (berguna). Untuk melihat Value, kita harus melihat 2 hal mendasar:
- Utility: bisa tidak kita menyediakan service tsb. (gedungnya, alatnya, dll)
- Warranty: seberapa baik service ini bisa dilaksanakan (security, availability, dll)

Point yang dibahas di bagian ini adalah:
- Strategy Management: asessment dari service yang kita tawarkan, kompetitor kita, dll
- Service Portfolio Management: list services2 yang kita punya (dulu/retired, sekarang/current, nanti/future)
- Financial Management
- Business Relationship Management
- Demand Management

2. Service Design
Di fase inilah kita menentukan SLA (service level agreement), untuk menentukan kadar kepuasan customer terhadap layanan baru kita yang nanti mau di launching. Yang dibahas dalam fase design:
- Supplier Management: 3rd party vendor, bahas kontrak kerja
- Service Level Management: bahas SLA
- Service Catalogue Management: list IT services yang kita sedang support dan jalankan
- Availability Management
- Capacity Management
- InfoSec Management: IT Security policy
- Design Coordination Management

3. Service Transition
Di fase ini kita mulai deploy semua yg sudah ada di design, ada beberapa hal yang dibahas:
- Transition Planning and Support: mau release bertahap? Apa mau langsung semua?
- Change Management: memastikan semua perubahan tercatat dan mencegah agar tidak semua orang bisa melakukan “change”
- Knowledge Management: memastikan semua orang “well-informed” terhadap new service kita, siapa yang buat data, siapa atau software apa yang ngolah data, dll…
- Service Asset and Configuration: memastikan bahwa service yang baru berjalan dapat memakai aset2/resource yang dibutuhkan
- Release and Deployment Management: Service kita harus ada version-nya. versi 1.0, versi 1.1, versi 2.0 biar terus2 menerus di revisi dan dikembangkan
- Change Evaluation: klo di tengah2 jalan pas deploy DaCen ada perubahan2 tertentu…masuk-nya kesini (layak ga itu berubah, di modif, di delete, dll)

4. Service Evaluation and Testing

5. Service Operation
Event Management: memonitor all services
Incident Management: mencari cara IT services bisa digunakan lagi oleh customer ketika ada incident
Request Fulfilment: kalau ada request service baru
Access Management: authorisasi (identity management)
Problem Management: minimize impact IT down time karena incident (lebih parah dari incident)
IT Operation Control: tugas2 rutin, job scheduling, backup/restore, dll
Facilities Management: management fisik, dimana DaCen dibangun, power plantnya gimana, lingkungannya gimana, dll
Application Management: manajemen aplikasi/software
Technical Management

Continual Service Improvement
CSI ini di adopsi ITIL dari ISO 20000 (ITSM-nya ISO)


Inti dari CSI adalah:
Service Review: secara berkala, service harus di review
Process Evaluation: evaluasi secara berkala untuk masing- masing unit kerja
Definition of CSI Initiatives: menentukan secara spesifik, inisiatif2 apa aja yang perlu
Monitoring of CSI Initiatives: verifikasi inisiatif2 yg sudah dilakukan sesuai dengan rencana apa tidak.
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi :

1. Practice fundamentals  
menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.

2. Practice principles 
menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.

3. Lifecycle processes and activities 
menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.

4. Supporting organization structures and roles 
proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa definsi roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.

5. Technology considerations 
menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.

6. Practice Implementation 
berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.

7. Complementary guideline 
berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.

8. Examples and templates
berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.

Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.

Siklus Layanan ITIL

Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut.

IT Governance Indonesia ( ITGID ) merupakan lembaga pengembangan bidang teknologi informasi, ITGID siap membantu Perusahaan anda untuk teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI) dengan mengadakan training ITIL.

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI 2.2

TUJUAN INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUKTUR LIBRARY (ITIL)



Tujuan Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah untuk menyediakan petunjuk untuk praktek terbaik dalam manajemen layanan teknologi informasi. Ini mencakup pilihan yang dapat diapdopsi dan diadaptasi oleh organisasi berdasarkan kebutuhan bisnisnya, keadaan, dan kedewasaan dari penyedia layanan. (Sumber:  Anonim1)

a. Customer Care
Konsep ini penting dalam mengelola layanan IT bagi pelanggan, yaitu dengan menempatkan kebutuhan pelanggan pada posisi utama. Artinya, fokus utama bukan terletak pada sistem baru atau pada kekuatan infrastruktur melainkan yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan fungsional pelanggan dengan menyediakan solusi yang akurat dan optimal.

b. The Service Life Cycle
Lima fase siklus hidup penyediaan servis berkelanjutan bagi pelanggan terdiri dari, service strategy, service design, service transition, service operation, dan continuous service improvement. Siklus ini akan menyediakan keseluruhan strategi bagi organisasi IT, yang kemudian akan digunakan untuk mengarahkan bagaimana servis akan didesain, ditransisisi, didukung, dan dikembangkan untuk memberikan nilai maksimum kepada pelanggan dan semua pemangku pentingan. Keberlanjutan lima fase dalam siklus ini akan membentuk sebuah pedoman yang berisikan sekumpulan informasi serta best practices yang dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan. Kesuksesan ini bisa berupa terjalinnya hubungan yang erat dengan pelanggan ataupun memungkinkan dibuatnya sebuah perencanaan yang matang mengenai sumber daya, tenaga ahli, dan budget yang dibutuhkan.

c. The Process Concept
Konsep proses berkaitan tentang alur aktivitas yang dilakukan dalam organisasi, dimana mencakup pembuatan indikator kinerja untuk mengukur apakah hasil dari program atau projek tertentu dapat mendukung serta memberi nilai tambah bagi proses-proses yang sudah didefiniskan dalam perushaan.

d. The Quality Concept
Konsep ini menjelaskan bahwa kualitas dari pelayanan merupakan sebuah kesempatan untuk memenuhi harapan pelanggan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Artinya, pelanggan bisa loyal dan merasa puas akan pelayanan ketika perusahaan bisa menghargai semua kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dalam waktu yang tepat, dan layanan yang diberikan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dengan pelanggan.

e. Komunikasi
Salah satu kontribusi penting dari ITIL Framework adalaah tersedianya komunikasi yang baik, dimana komunikasi ini akan memberikan pemahaman yang mendalam antara pelanggan dan perususahaan serta menghapus ambiguitas mengenai Service Level Agreement (SLA) yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Komunikasi yang baik ini juga memungkinkan adanya negosiasi antara kedua belah pihak apabila terjadi masalah, insiden, atau perubahan tertentu untuk ditemukan solusi yang saling menguntungkan( win-win solution).

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI 2.1

APA ITU INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUKTUR LIBRARY (ITIL)



ITIL atau Information Technology Infrastructure Library (Bahasa Inggris, diterjemahkan Pustaka Infrastruktur Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.

Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan sebuah framework yang dibuat dan dikembangkan oleh Office of Government Commerce (OGC) di Inggris. ITIL merupakan kumpulan dari best practice tata kelola layanan teknologi informasi diberbagai bidang dan industri, dari mulai manufaktur sampai finansial, industri besar dan kecil, swasta dan pemerintah. ITIL mendukung pernyataan bahwa layanan IT harus selaras dengan kebutuhan bisnis dan mendukung inti dari proses bisnis yang dijalnkan. ITIL pada dasarnya memberikan panduan kepada organisasi tentang bagaimana menggunakan IT sebagai alat untuk memfasilitasi perubahan bisnis, transformasi dan pertumbuhan . Praktik terbaik ITIL saat ini adalah dalam merinci lima hal inti yang menyediakan pendekatan yang sistematis dan profesional untuk pengelolaan layanan IT, memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan yang tepat dan secara terus-menerus memastikan bahwa perusahaan memenuhi tujuan bisnis dan memberikan manfaat ke pelanggannya.

Konsep menjalankan IT tidak jauh berbeda dengan menjalankan sebuah “Restoran”, memerlukan sebuah perencanaan, strategi dan pengelolaan yang baik, untuk memastikan layanan bisa diberikan dengan maksimal dan memberikan kepuasan kepada customer. IT Infrastructure Library (ITIL), merupakan panduan dalam melakukan Perencanaan, Disain, Transisi, Operasional serta peningkatan layanan IT secara berkesinambungan dalam perusahaan. Information Technology (IT) sebagai salah satu tulang pungung dari hampir seluruh bisnis saat ini, merupakan sebuah kunci bagi perusahaan dalam memenangkan persaingan dan pasar.

Apabila kita coba bertanya kepada diri sendiri, bisnis mana saat ini yang tidak memakai IT, maka anda akan kesulitan dalam mencarinya. Dari jualan barang mewah, sampai jualan batu bata merah, bahkan sampai jualan barang bekas sudah memakai IT. IT yang dulu dianggap sebagai support, saat ini sudah menjadi enabler bagi bisnis. Bayangkan sebuah usaha/bisnis yang tidak mampu membuat toko/outlet sekalipun, mereka bisa berjualan barang ke seluruh Indonesia bahkan Mancanegara dengan menggunakan IT. Oleh karena itu, pengelolaan IT tidak lagi bisa dilakukan secara tradisional dan dipandang sebelah mata. Masalahnya sekarang adalah seberapa efektif dan efisien kita mengelola IT dalam organisasi kita?

Aspek yang sangat fundamental dari pengelolaan IT yang efektif dan efisien adalah mengubah cara pandang kita terhadap IT itu sendiri. Seperti yang ditulis dalam artikelsebelumnya, bahwa mengelola IT layaknya mengelola sebuah restoran, dimana kita tidak lagi melihat IT sebagai kumpulan komputer, jaringan, server, kabel dan orang-orang yang mahir dalam pemrograman, tetapi harus mulai melihatnya sebagai sebuah layanan (service). Bagaimana IT bisa dianggap sebagai sebuah layanan (service)? ada tiga aspek yang terkandung dalam arti/makna layanan menurut ITIL, yaitu:
  1. Harus membantu pelanggan/pengguna mencapai tujuan mereka
  2. Pelanggan/pengguna tidak harus membeli sendiri peralatan dan infrastruktur yang dibutuhkan
  3. Resiko menjadi tanggung jawab penyedia layanan

Implementasi ITIL



Proses dan fungsi dalam ITIL merupakan sebuah panduan Best Practice dalam pengelolaan layanan IT. Secara keseluruhan terdapat 26 proses dan 4 fungsi dalam ITIL yang saling berhubungan satu dengan yang lain membentuk sebuah lifecycle. Setiap proses dan fungsi dalam lifecycle layanan apabila diimplementasikan secara keseluruhan serta dijalankan secara konsisten akan memberikan manfaat yang signifikan terhadap bisnis, bukan saja membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan IT, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi.

Pertanyaan berikutnya adalah “Apakah ITIL bisa dijalankan tanpa menggunakan Tools atau harus menggunakan Tools?” jawabannya adalah “Tidak harus”, karena bisa saja proses dan fungsi ITIL dijalankan manual. Namun tentunya apabila seluruh proses dan fungsi tersebut dijalankan manual akan mengurangi efektifitas dan efisiensi proses itu sendiri, bahkan justru akan mengurangi esensi dari penerapan ITIL tersebut yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi layanan.
Memang tidak seluruh proses dan fungsi dalam ITIL harus diotomasi atau bisa diotomasi dengan menggunakan Tools, tetapi ada beberapa proses dan fungsi yang umum dijalankan dengan menggunakan software atau tools, diantaranya adalah:
  • Availability Management
  • Capacity Management
  • Change Management
  • Event Management
  • Financial Management
  • Incident Management
  • IT Service Continuity Management
  • Knowledge Management
  • Problem Management
  • Release Management
  • Request Fulfillment
  • Service Asset & Configuration Management
  • Service Catalog Management
  • Service Level Management
  • Service Portfolio Management

Contoh cara implemetansi ITIL pada perusahaan:
Misalnya kita adalah sebagai bagian dari organisasi IT, di mana sudah ada IT services yang disediakan untuk customer.  Masalahnya adalah IT service ini tidak bisa dinikmati oleh user dengan optimal. Untuk implementasi ITIL kita harus tahu apa visi perusahaan, posisi kita, dan apa yang menjadi tujuan kita.


Sebenarnya ini yang menjadi inti dari Continual Service Improvement.  Model ini bisa kita gunakan untuk implementasi ITIL dalam perusahaan.
CSI Model:
  1. What is the vision? Vision and business objectives
  2. Where are we now? Assessments
  3. Where do we want to be? Measurable targets
  4. How do we get there? Process improvement or re-engineering
  5. Did we get there? Measurements and targets
  6. How do we keep the momentum going?

Langkah 1
kita perlu mendapatkan Formal Stakeholder Feedback.  Artinya harus ada komunikasi dengan top level management mengenai visi perusahaan dan bagaimana IT bisa bersinergi untuk mempercepat pencapaian tujuan perusahaan.  Dari sini diharapkan dukungan dari top mangement untuk ITIL Initiative.
Sebelum mengkomunikasikan ITIL Initiative anda harus benar-benar siap, sudah mempunyai ITIL Implementation Plan atau roadmap.  Anda juga harus bisa mengkomunikasikan value baik dalam istilah yang dimengerti bisnis maupun IT.  Kalau perlu anda bisa melibatkan 3rd party dalam Implementasi ITIL.
Tetapkan jalur implementasi secara bijaksana.  Mulai dengan target kecil tetapi bisa mendatangkan hasil yang cepat.  Jangan terjebak dengan keinginan untuk menerapkan semua proses di ITIL.  Dengan mengimplementasikan ITIL dalam beberapa tahapan, maka bisnis bisa melihat dan mendapatkan value IT secara lebih cepat.

Langkah 2
Kita perlu juga melakukan survei terhadap kondisi IT saat ini. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan Maturity Model

Langkah 3
Pilih beberapa fungsi dan proses ITIL yang bisa mendatangkan quick wins. Mulai dengan Incident Management dan Service Desk, bisa digabungkan dengan Problem Management dan Change Management.

Langkah 4
Membuat desain untuk masing-masing proses yang dipilih.

Langkah 5
Membuat metric dan pengukuran

Langkah 6
Momentum ITIL Initiative ini perlu dijaga sehingga proses2 yang ada terus disempurnakan.  Demikian juga proses-proses baru akan bisa ditambahkan dengan baik.

PENGANTAR ANIMASI & DESAIN GRAFIS 2.4


Storyboard menjodohkan hewan dan makanan







PENGANTAR ANIMASI & DESAIN GRAFIS 2.3


Storyboard animasi gunung meletus


PENGANTAR ANIMASI & DESAIN GRAFIS 2.2


Storyboard animasi bola bekel yang memantul lantai 2 kali



PENGANTAR ANIMASI & DESAIN GRAFIS 2.1

Gaya Animasi mengacu pada gerak animasi yang dihasilkan pada sebuah karya animasi. Gaya animasi dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :


1. Rotoscope (Gaya Menjiplak Realistis)

Rhotoscope adalah suatu film animasi yang proses pembuatan gerak animasinya menjiplak pada Live Action atau video yang sudah ada, sehingga efek gerak yang dihasilkan tampak natural seperti benda hidup. Teknik Rostoscope di pelopori pertama kali oleh Max Fleischer yang lahir pada 19 Juli 1883, berasal dari Kerajaan Galicia dan Lodomeria, Austria-Hongaria, dan memiliki istri bernama Essie Goldstein. Cara itu dapat dilakukan dengan menampilkan film ke dalam bidang transparan yang akan di-tracing oleh animator dan akan menggambar satu persatu gambar yang akan muncul pada bidang tersebut.

Beberapa studio besar seperti Walt Disney Pictures, pernah menggunakan gaya ini. Beberapa contoh film animasi yang banyak memanfaatkan gaya ini adalah film animasi “Anastasia”, “Final Fantasy”, “Titan AE” dan beberapa film produksi Walt Disney Pictures.



2. Limited

Limited merupakan gaya animasi yang menggunakan teknik sederhana. Gaya ini lebih sering digunakan pada animasi series yang tayang sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sehingga Limited lebih mengutamakan pada jalannya cerita dibandingkan pada efek gerak animasi yang dihasilkan.

Pada tahun 1930-an dan 1940-an merupakan jaman dimana Walt Disney membuat animasi atau film-film kartun dengan mensimulasikannya pada dunia nyata dan sangat detail pada tiap frame-nya. “Limited” animation menggunakan pendekatan kepada simbol-simbol, seni, dan gerakan-gerakan yang terbatas untuk membuat efek-efek. Hal ini akan banyak mengurangi biaya. Contoh film-film yang menggunakan gaya animasi Limited Animation seperti; Yellow Submarine, Chuck Jones, The Dot and The Line, Sponge Bob dan lain sebagainya.

Gaya limited ini lebih banyak digunakan pada film animasi berseri pada stasiun televisi yang membutuhkan tingkat produksi tinggi (kejar tayang). Oleh karenanya film animasi yang memanfaatkan gerak animasi sederhana lebih mengutamakan unsur cerita dibanding unsur gerak animasinya.

Film animasi Jepang (anime) pada umumnya sering menggunakan gaya limited. Contohnya adalah film animasi berseri Doraemon, Sinchan, dan Ninja Hattori. Di Amerika gaya ini pun banyak dipergunakan untuk serial animasi di stasiun-stasiun televisi, salah satunya dari perusahaan film animasi Hana-Barbara yang memproduksi film animasi “Scoby Doo”, “Flintstone”, dan “Jetson’ Beberapa genre baru dari kelompok Niklodeon membuat film animasi dengan memanfaatkan gaya ini seperti “Spongebob Squarepants”, “hey Arnold!”, “Rugrats”, “Dora The Explorer” dan “the Fairly Odd Parents”.


3. Exaggerated

Exaggeration merupakan sebuah gaya animasi yang berlebihan guna memberikan efek yang lebih dramatis dan ekspresif. Pada gaya ini lebih mengedepankan hasil efek gerak animasi yang dihasilkan dibandingkan dengan jalannya cerita, namun tetap cerita memiliki standar kualitasnya sendiri. Beberapa contoh film animasi yang menggunakan gaya ini adlah beberapa film animasi Walt Disney seperti, “Mickey Mouse”, “Donald Duck” dan beberapa film animasi lain seperti “tom and Jerry”, “Tiny Toon” dan lain-lain.

Oleh karena itu, film animasi yang menggunakan gaya ini lebih mengutamakan gerak animasi daripada ceritanya, meskipun cerita tetap menjadi pertimbangan. Beberapa seniman atau yang fanatik dengan film animasi menganggap film animasi yang menggunakan gaya ini adalah film animasi yang paling ideal, karena dikerjakan dengan imajinasi sepenuhnya dan ketrampilan gambar gerak animasi yang murni, tanpa bantuan atau menjiplak dari gerak yang sudah ada.









Sabtu, 14 April 2018

GARUDA INDONESIA MOBILE APPS


FOREWORD

The development of domestic aircraft passengers in Indonesia is now higher, as more and more airlines offer affordable ticket rates and compete with each other. To choose or get a flight ticket that suits everyone's needs is not easy, since all airlines in Indonesia have their own websites, and to see the appropriate tickets we should check the websites of each airline.
The increasing sales of Android-based devices in Indonesia and the growing number of Android apps pushed the market share increase in android operating system in Indonesia. According to IDC, Google's operating system has been successful to get 52 percent of Indonesia's market share in the second quarter of 2012. In addition to its easy-to-use applications, it is also easy to carry on the go. People who are busy in their work sometimes do not have time to make ticket reservations directly, so ordering via smartphone or tablet pc will facilitate the transaction.
One of the efforts of Garuda Indonesia to continue to improve its services to service users, especially by providing convenience and convenience for service users to access information services Garuda Indonesia flight in "mobile & realtime", then Garuda Indonesia launched Garuda Indonesia Mobile application that can be used on all smartphone.

ABOUT GARUDA

One of the airlines in Indonesia is Garuda Indonesia. Garuda Indonesia (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk is the national airline of Indonesia Garuda itself comes from the name of the ride vehicle Lord Vishnu in ancient Indian mythology.    

FIRST COMMERCIAL FLAG 1949
SIGN IN BURSA Feb 11, 2011
JOIN SKYTEAM Mar 5, 2014
OFFICE CENTER Jakarta

As the demand for aviation services continues to grow, the Company continues to expand its aviation network to new economic and tourism growth cities in the West and East of Indonesia. The history of Indonesian commercial aviation began when the Indonesian nation was defending its independence. The first commercial flight using DC-3 Dakota aircraft with registration RI 001 from Calcutta to Rangoon and named "Indonesian Airways" was made on January 26, 1949. In the same year, December 28, 1949, the Douglas DC-3 Dakota type plane with registration PK- DPD and already painted with the logo "Garuda Indonesian Airways", fly from Jakarta to Yogyakarta to pick up President Soekarno. This is the first flight with the name Garuda Indonesian Airways. . The name "Garuda" was given by President Soekarno where the name was taken from the Dutch poem written by the famous poet of the time, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", which means, "I am Garuda, Vishnu bird that spread its wings high above your islands".


Vision Statement and Company Vision of GARUDA

Vision Statement
To be a sustainable airline company through customer-oriented services and growth in profit

Company Vision
To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in full service operations, and group synergy while providing the highest value to customers through excellent Indonesian hospitality


This national airline is the first Indonesian airline to join SkyTeam. With an ever expanding region of flying both domestically and abroad, Garuda Indonesia continues to strengthen its existence with strong competitiveness in Southeast Asia. Together with the SkyTeam alliance, Garuda Indonesia is ready to connect with over 1,000 destinations cities around the world. Customers can enjoy this service starting March 2014.


SkyTeam The alliance of major airlines in the world is ready to expand its scope in Southeast Asia through Garuda Indonesia. By joining the largest airline in Indonesia, SkyTeam adds a row of major cities in Indonesia, including Surabaya, Denpasar and Medan to the long list of SkyTeam destinations. The benefits gained from this collaboration are not only greater access, but also the frequency of flight and route connectivity.




GARUDA INDONESIA MOBILE

The rapid development of the digital world, requires the company to continue to innovate in providing the best service to service users, especially in terms of ease of interaction and transact in digital services.
Garuda Indonesia Mobile is a mobile application that allows Garuda Indonesia passengers to book and purchase tickets using smartphones: Android, Balckberry and iPhone. This application provides three payment methods, namely Credit Card, GA e-Payment (KlikBCA) and GA Online Payment (ATM and Internet Banking). For now, this booking facility is only available for domestic routes.

HOW TO USE THE APPS

After downloading Garuda Indonesia Mobile application, then install the application on smartphone. Select Garuda Miles if you are a Garuda Miles member or you will register or can choose Skip Now. Becoming a member of Garuda Miles is more advantageous because it will earn the points recorded during the trip with Garuda Indonesia.    



In the main menu, there are some features that make it very easy to use Garuda Indonesia services via smartphone, including:   

1. Penerbangan

In feature "penerbangan" there is an option for Flight Message or Check In. By using the Flight Message feature we can book Garuda Indonesia flight tickets via smartphone anytime and anywhere, by payment via ATM or internet / mobile banking.









How to Order Flight via Mobile Service:
  1. Define fight destination (round trip or one way)
  2. Next, input the number of passengers (Adult, Child or Baby) if you want to use Garuda Miles points, choose Garuda Miles Redemption, otherwise use negligible points. Select flight class
  3. Next select the departure date
  4. Next, will appear the price of flight tickets along with the departure schedule, select the price and departure schedule desired    
  5. Furthermore, will display the details of the departure schedule along with the total price to be paid    
  6. Continue, will display the display processing request, the application should not be closed
  7. Then enter the passenger information completely
  8. Next make a payment    
  9. Payment confirmation   
Check In through Garuda Indonesia Mobile can be made for passengers who have First Class, Business Class and Economy Class tickets. Check In can be done within 24 or 4 hours before departure. While passengers with economy class ticket with tariff promo can check in via mobile service only within 12 to 4 hours before departure.    






















How to Check In via Garuda Indonesia Mobile:
  1. Fill the date of departure and booking reference / E-Ticket number    
  2. Continue, a list of passengers will appear    
  3. Continue with provisions concerning luggage that could potentially cause harm
  4. Continue showing information on airplane code number, departure schedule and passenger seat number. If you want to change the passenger seat, choose Change Seat    
  5. After determining the seat, proceed, then it will display the details of the flight as a whole    
  6. Done, then get boarding pass    

2. Trip Saya


Can show all previous trip history, or upcoming trip. 

3. Penawaran


In form of information on the Special Price offered by Garuda Indonesia for a pre-determined trip, other Promo offers discounted airline ticket either promo from Garuda Indonesia itself or a promo from a third party.    

4. Akun


Displays information on the number of points already earned and the status if it has become a member of Garuda Miles, then the expiration date of miles. Also information on exchanges or acquisition of Garuda Miles points earned.  

5. Lainnya



This feature we can check the status of Garuda Indonesia flight both departure and arrival at certain airports. In addition, you can also view flight schedules and routes for certain dates, baggage information, recent news from Garuda Indonesia, Travel insurance, and contact numbers.

Multiplatform service developments are part of Garuda Indonesia's efforts to continue increasing its market potential through e-commerce and digital markets, particularly the young generation of digital enthusiasts, as IT develops and market demands. The advantages and benefits gained by using Garuda Indonesia Mobile is very much help to facilitate us to use Garuda Indonesia services, for flight ticket messages, check in or other information all can be done anytime and anywhere through the smartphone.



Thank you...